Powered By Blogger

Kamis, 24 Juni 2010

Klasifikasi Bahan Pakan Secara Internasional

Secara Internasional, bahan pakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.Hijauan Kering dan Jerami.

       Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Kelas hijauan kering dan jerami mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10 % serat kasar dan mengandung lebih dari 35 % dinding sel. Beberapa bahan pakan yang termasuk hijauan kering dan jerami adalah jerami amoniasi, jerami kacang tanah, klobot jagung dan kulit nanas.


2.Pastura dan Hijauan Segar.

Pastura dan hijauan segar merupakan bahan pakan dalam bentuk daun-daunan, dan kadang masih bercampur dengan ranting dan bunganya. Kadar airnya berkisar antara 70-80 % dan sisanya adalah bahan kering dan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak. Daun nangka termasuk hijauan segar. Daun nangka baik untuk pakan ternak karena banyak kandunngan zat yanng bermanfaat bagi ternak.Gamal adalah tanaman yang berasal dari Amerika Latin. Daun gamal dapat digunakan sebagai pakan ternak, tanaman peneduh dan pembasmi alang-balang. menyatakan bahwa pohon gamal merupakan tumbuh-tumbuhan yang berukuran sedang atau berbentuk pohon kecil, batangnya bercabang-cabang dan tumbuh ranting serta daun. Tinggi pohon gamal dapat mencapai 25 m dan dapat dikembangkan dengan stek atau biji. Ternak kambing dan domba umumnya menyukai gamal, tetapi pada musim kemarau hampir semua ternak herbivora menyukainya. Beberapa spesies gamal yang terkenal adalah Glirigedea maculata. Tetapi semua spesies memiliki bau yang khas dan daun gamal memiliki rasa pahit bila dimakan, daun gamal tidak selalu diberikan dalam bentuk segar tetapi juga dapat dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak. Pohon turi banyak ditemukan di pulau Jawa. Pohon ini ada dua macam yaitu yang berbunga putih dan yang berbunga merah. Susunan zat-zat makanan daun turi yang berbunga putih adalah 40,62 % protein, 5,66 % lemak, 33,38 % BETN, 10,67 % serat kasar dan 11,20 % abu. Tetapi, kedua macam daun turi tersebut memiliki bau khas yang sama yaitu khas daun turi, keduanya juga memiliki bentuk daun yang hampir sama yaitu helaian serta agak kaku dan memiliki ras pahit apabila dimakan. Daun turi juga digunakan oleh manusia sebagai salah satu bahan pangan hijauan yang memiliki nilai gizi tinggi.
3. Silase.
Silase merupakan hijauan segar yang disimpan dalam silo dengan tujuan diberikan kepada ternak pada waktu sulit didapatkan atau pada musim paceklik. Kelas ini menyebutkan hijauan. Kelas ini menyebutkan silase hijauan (jagung, alfafa, rumput dan sebagainya). Tetapi tidak silase ikan, biji-bijian dan umbi-umbian. Tujuan pembuatan silase antara lain sebagai bahan pakan pada musim paceklik, untuk menampung dan memanfaatkan kelebihan produk hijauan dan mendayagunakan sisa hasil pertanian dan hasil ikutan pertanian. Silase memiliki bentuk kasar, warna hijau dan agak asam karena proses fermentatif. Silase hijauan pakan merupakan bahan pakan yang berasal dari hijauan yang telah mengalami proses fermentasi di dalam silo anaerob, dan mengandung bahan kering 30-35 %. Silase hijauan pakan memiliki warna hijau tetapi seperti aslinya dan bentuk tidak berubah. Silase hijauan pakan memiliki bentuk kasar dan berbau wangi asam. Hal ini disebabkan karena pengaruh bahan yang digunakan untuk memfermentasi hijauan ini.
4.Sumber Energi.

         Bahan makanan sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang mempunyai kadar protein sekitar 12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun utama bahan makanan sumber energi adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa biji biasanya ¾ bagian merupakan pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta mempunyai kadar serat kasar yang bervariasi yang dapat mempengaruhi daya cerna. Termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan dengan serat kasar kurang dari 18 % atau dinding sel kurang dari 35 %.
Nasi aking merupakan bahan pakan sumber energi. Penyusun utamanya adalah karbohidrat. Selain itu, nasi aking juga mengandung protein yang baik untuk tubuh ternak. Nasi aking biasanya digunakan sebagai pakan ternak unggas terutama bebek atau itik.

5. Sumber Protein.

Bahan pakan sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal dari sumber hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati terutama dari jenis kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa. Sumber protein hewani diantaranya adalah BR 1, BR 5 dan pellet. Ampas kecap termasuk sumber protein nabati karena bahan bakunya adalah biji kedelai. Ampas kecap mengandung protein 24,9 %, 24,3 % lemak, 0,39 % kalsium dan 0,33 fosfor. Ampas kecap bisa diberikan secara langsung (tanpa diproses lagi) sebagai pakan ternak dengan jumlah 20 % dari ransum.
Makanan ini bentuknya seperti butiran. Bentuk makan ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah merangsang selera makan, sebab ayam tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran. Sedangkan tiap pellet memiliki kandungan gizi yang sama. Makanan pelet tak mudah melekat pada tempat makan dan paruh, sehingga tak ada makanan yang tercecer. Selain itu, ayam juga tidak memilih-milih makanan. Kekurangannya yaitu harganya relatif mahal. Kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu sewaktu terjadi proses pembuatan. Ayam juga akan lebih banyak minum.

6.Sumber Mineral.

Mineral merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan persenyawaan kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme. Kebutuhannya sangat sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan bereproduksi penyusunnya yaitu kalsium dan fosfor. Apabila ternak kekurangan bahan pakan yang mengandung mineral maka dapat menyebabkan pertumbuhannya lambat. Salah satu sumber kalsium dan fosfor yang sering digunakan di Indonesia pada tahun 1960-1970 adalah tepung kerang yang sampai saat ini masih digunakan oleh penyusun ransum. Tepung kerang digunakan sebagai sumber kalsium yang penting untuk unggas pedaging dan unggas yang sedang bertelur dengan kadar kalsium yang cukup besar yaitu 38 % dan kandungan nutrien lainnya yaitu 1,2 % BETN, 46,7 % PK, dan 86 % BK. Kulit kerang diperlukan lebih banyak dalam ransum untuk ayam petelur yang bereproduksi tinggi sehingga dapat menahan telur dalam saluran telur dalam waktu yang relatif singkat. Tepung kulit kerang memiliki warna hitam keabuan, berbau amis karena termasuk dalam hewan laut dan memiliki rasa asin.

7. Sumber Vitamin.

Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau regulator metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin, ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat diperlukan dalam ransum. Vitachick merupakan preparat sintesis yang mengandung vitamin C yang berbentuk serbuk atau tepung dan berwarna kuning keorangean. Vitachick terdapat komposisi vitamin dan zat-zat tambahan lain yang diperlukan oleh ternak khususnya unggas. Proses metabolisme vitachick dibutuhkan tetapi dalam ransum zat ini tidak digunakan pada kebanyakan hewan ternak. Vitachick memiliki bau yang khas obat karena berasal dari bahan-bahan kimia sehingga memiliki rasa pahit bila dimakan. Meskipun pahit, tetapi vitachick dibutuhkan oleh ternak untuk pertumbuhan dari perkembangan ternak dan diberikan sesuai dengan dosis.
8. Zat Aditif.
Berdasarkan komposisinya, aditif pakan (fedd suplement) dibagi menjadi tiga, yaitu feed suplement yang mengandung multivitamin dan mineral, feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin dan antibiotik, dan feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin, mineral, dan antibiotik. Aditif pakan meliputi bahan pewarna, antibiotik, hormon pengharum, obat-obatan dan air.

Sumber : Laporan Resmi Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Kelompok VIII Kelas D Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

2 komentar: