Powered By Blogger

Kamis, 03 Februari 2011

My Djoepan.. My Inspiration..

Ikrar Alumni :
Kami Alumni Pondok Modern Assalaam berjanji :
1.Kami akan senantiasa menjunjung tinggi syari’at Islam dalam segala tingkah laku dan perbuatan sesuai dengan yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
2.Kami akan senantiasa mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang kami miliki untuk kepentingan masyarakat, bangsa, Negara dan umat manusia dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran ajaran Islam.
3.Kami akan senatiasa berbuat dan bekerja dengan segala kemampuan yang ada secara jujur, penuh pengabdian dan tanggung jawab demi mengharap ridho Allah SWT semata.
4.Kami akan senantiasa mendahulukan kepentingan dakwah islam di atas kepentingan pribadi, suku dan golongan.
5.Kami akan senantiasa menjunjung tinggi kemuliaan almamater dan guru-guru kami.

Semoga Allah SWT melindungi kami. Amin.


Alumni Angkatan XVIII

"Abidah".. Begitulah teman-teman memanggilku, meski di rumah kerap di panggil "Hanum". Hehe. .Terima Kasih kepada kedua orang tua ku memeberi nama "Abidah Novika Hanum". Lahir di Banjarnegara, 9 November 1990. Alhamdulillah, saya sanggup menjalani kehidupan di "karantina" dalam waktu yang relatif lama, 6 tahun, meski sebelumnya sempat terpikir untuk keluar dari "karantina". Ternyata "krasan" kok. hahaaa... Banyak sekali kenangan yang terukir di tempat itu, sulit di lupakan. Selama di sana, diberi kesempatan untuk berkontribusi dalam sebuah organisasi semacam OSIS yang bernama Organisasi Pelajar Pondok Modern Assalaam (OPPMA), khususnya di Bidang Tarbiyah yang membina dan mengarahkan santri agar dapat menggunakan bahasa Arab dan Inggris (padahal belum mencapai maksimal, hehe..). Tahun 2009, alhamdulillah saya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. Buat teman-teman 78 Era, Good Luck, jalan kita masih panjang. Jangan Khawatir, mari kita lukis cerita indah. ^_^.

    Temanku yang satu ini selalu duduk di sampingku kalau ujian, ya jelaslah. 
    Kalau di urutkan sesuai abjad memang namanya di bawahku kok. hehe.. Lha wong namanya aja "Afni Mahdiyatul Khoiriyah". Rumahnya cukup jauh, Purbalingga euy. Dia aktif juga di OPPMA, khususnya di Sekretaris dan menemani saya di Bidang Tarbiyah. Hebat deh Af, salut. Aktif juga di kegiatan kepramukaan. Pintar Qiro'ah juga. Suaranya bagus kok. Ikut BSA (Bahana Suara Assalaam) juga. Alhamdulillah, kini dia melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pesan dia kepada teman-teman, " Selalu tanamkan dalam hati tuk selalu optimis dan gak mudah menyerah. So berjanjilah engkau atas nama waktu, maka pastikan kau tatap rembulan sedang tersenyum untukmu".

    Namanya Ahmad Aljufri. Asal Temanggung. Selain aktif di OPPMA, dia juga aktif di kegiatan kepramukaan. Lihat saja fotonya dengan pakaian pramuka lengkap. Banyak yang berkata bahwa dia jago hafalan Alqur'an. Pantas saja jika dia diberi amanah di Bidang Takmir OPPMA. Kini dia kembali melanjutkan kehidupan di pondok (Saya kurang tau tepatnya di mana, hehe,,).
    " Jangan kau melihat besar kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat dosa ", begitulah pesannya kepada kita.








    Senin, 01 November 2010

    Ayam Pelung

    Sejarah Ayam Pelung

    Ayam Pelung merupakan salah satu plasma nutfah ternak asli Indonesia. ayam Pelung ditemukan di desa Bumi Kasih, Jambu Dipa, Songgom dan Tegal Lega, yang terletak di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dipelihara masyarakat utamanya untuk suara jago yang khas. Populasi pada tahun 1994 sekitar 5-6 ribu ekor dan berkembang mencapai kurang lebih 40 ribu ekor pada tahun 2003. Ayam Pelung pada umumnya dipelihara secara intensif sederhana oleh para peternak dalam jumlah terbatas untuk tujuan mendapatkan ayam-ayam jantan. Jenis pakan yang diberikan sangat berbeda dari satu peternak ke peternak lain. Pakan jadi komersial dikombinasikan dengan bahan-bahan pakan lokal seperti dedak padi, belut, dan/atau siput. Program vaksinasi tetelo (ND=Newcastle Desease) dilaksanakan secara teratur 3) dan pencegahan penyakit dilaksanakan semaksimal mungkin tergantung pengetahuan dan ketersediaan dana.

    Ciri Khas Ayam Pelung


    Ciri-ciri fisik ayam pelung, antara lain : warna bulu beragam, campuran warna hitam, merah dan kuning; warna kulit : kuning – pucat; bentuk tubuh  ayam jantan bulat memanjang, sedangkan ayam betina lebih lonjong; bentuk kaki  tegak dan agak panjang; jengger  tebal, tegak, berwarna merah cerah, jengger tunggal pinggirnya bergerigi nyata; pada ayam betina jengger tidak berkembang dengan baik, wajah merah berisi. Ayam Pelung mempunyai perdagingan yang tebal, serta perototan dengan ukuran lebih besar dibandingkan dengan ayam buras lainnya. Mempunyai kaki yang kokoh, sisik kaki lebih kasar dan taji yang kuat (pada jantan).
    Ayam pelung mempunyai beberapa ciri khas yang sangat menarik masyarakat yaitu suara berkokok yang panjang mengalun, pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Bila sedang berkokok, leher dilengkungkan ke bawah terkadang hingga menyentuh tanah. Mempunyai sifat dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada daerah dengan ketinggian 500-1500 m di atas permukaan laut. Secara fisik, ayam yang menjadi ciri khas Cianjur ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan dewasa dan tingginya antara 40 sampai 50 cm. Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.
    Kongkur biasanya diadakan antara bulan April sampai Juni dan diadakan di lapangan yang luas dan rimbun dari pepohonan serta tidak berisik. Biasanya setiap penyelenggaraan kongkur selalu ramai disaksikan oleh penduduk setempat. Kriterian penilaian mulai dari kesehatan, bentuk, umur, dan suara. Secara fisik ayam pelung tidak terlalu beda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri khas dan keunikan ayam pelung ini adalah suara berkokoknya. Bila ayam ini dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan suara berkokoknya yang begitu merdu didengar.

    Perawatan Ayam Pelung

    Pada umumnya para peternak melakukan pemeliharaan ayam Pelung secara sederhana. Namun ada peternak yang menggunakan kandang berbentuk postal. Ayam jantan yang sudah mulai bersuara dimasukkan ke dalam kandang khusus yang diletakkan 2 meter di atas tanah. Hal ini dimaksudkan agar suaranya terdengar lebih jauh. Pemeliharaan ayam betina dan anak-anaknya dilakukan seperti halnya pemeliharaan ayam buras lainnya. Makanan khusus, diberikan pada ayam jantan yang telah bersuara baik. Sesekali diberikan makanan tambahan berupa cincangan anak katak hijau, cincangan belut, ikan-ikan kecil dan untuk mempermulus suaranya diberikan mentega dan pisang siam. Secara khusus ayam jantan yang bersuara baik, perlu diberikan perawatan khusus dengan memandikannya sekali seminggu.
    Pada pemeliharaan anakan, tahap yang perlu dilakukan adalah membersihkan sangkar atau induk buatan dengan menyemperotkan obat cuci hama. Lantai sebaiknya diberi Koran atau kertas sejenis agar kaki anakan yang masih kecil tidak terperosok ke dalam celah-celah kawat. Disisi kanan dan kiri sangkar sebaiknya dilapisi plastik yang bertujuan untuk menghindari dari tiupan angin secara langsung. Ditengah-tengah kotak/sangkar diberi lampu pemanas yang berkap dengan bola lampu antara 40 <_ 60 watt. Tempat pakan dan minum diletakkan menyilang dari lampu pemanas. Letak sangkar atau kandang anakan harus cukup jauh dari kandang induknya dan dari lokasi rumah tinggal. Usahakan letak sangkar/kotak selalu terkena sinar matahari pagi dan menghadap ketimur atau kebarat Pakan diberikan dalam bentuk butiran pecah misalnya menir dicampur makanan ayam broiler. Pemberian vitamin dan pemacu pertumbuhan dapat dicampur dalam air minumnya. Air minum jangan diambilkan dari air PAM melainkan dari sumur yang telah diendapkan selama semalam. Secara bertahap setelah berumur 4 hari diberi vaksin ND strain F lewat tetes mata, kemudian diulangi pada umur 4 minggu dengan tetes mulut Setelah anakan berumur lebih dari 3 bulan disebut dengan ayam dara dan harus dipindahkan ke kandang yang lebih besar. Sebaiknya kandang disemprot dengan obat suci hama seminggu sebelum dipakai dan usahakan agar kandang selalu terkena sinar matahari pagi. Disisi kiri dan kanan kandang diberi plastik tembus pandang untuk menahan tiupan angin Pakan yang diberikan adalah campuran antara bekatul dengan konsentrat dengan perbandingan 5 : 1 atau dapat juga diberikan makanan jadi dan diberikan 4 kali sehari secara tepat waktu. Usahakan agar sirkulasi udara hanya dari satu arah jangan sampai terjadi udara berputar didalam kandang. Vaksin ND strain K dapat diberikan lewat suntikan, dan perlu diulang setiap 4 bulan berikutnya. Pada tahap perkawinan, yang perlu dilakukan adalah memilih 4 sampai 6 ayam betina sehat yang telah berumur lebih dari 6 bulan. Gunakan pejantan yang lebih tua, paling tidak berumur lebih dari 12 bulan, bukan dari keturunan yang sama dengan induk betina. Pejantan unggul harus mempunyai kemampuan seksual yang tinggi, sehat lincah dan kokoh Kemudian induk betina dan pejantan dicampur dalam satu kandang perkawinan agar mau kawin secara alamiah. Setelah selesai tugasnya, pejantan dapat diambil kemudian dimasukkan ke dalam sangkar/kandang soliter

    Penyakit pada Ayam Pelung

    Beberapa penyakit yang menyerang pada ayam pelung, dan ayam hias lainnya adalah :
    a.Salesma atau snot
    Penyakit salesma/snot menyerang pada musim hujan. Ayam yang dipelihara di daerah yang banyak angin, atau tempat pemeliharaannya kurang bersih dapat juga terjangkit penyakit ini. Adapun penyebabnya adalah bakteri Haemophilus gallinarum. Penyakit ini menyerang ayam hias dari semua umur. Gejala-gejala jika terserang penyakit ini adalah dari lubang hidung keluar lendir encer, kemudian lendir tersebut menjadi kental, ayam kelihatan lesu dan pernafasannya terganggu sehingga ayam sering bersin, hidung dan matanya kelihatan membengkak, ayam kelihatan malas dan nafsu makannya menurun,

    b. Tetelo (New Castle Disease)
    Penyakit ini sering menyerang ayam bias baik yang sudah dewasa atau yang masih kecil. Penyebab penyakit ini adalah virus dan penularannya biasanya secara hubungan langsung dengan ayam yang sakit atau juga melalui sangkar, tempat makan atau tempat minum yang kurang bersih. Gejala penyakit ini adalah pernafasan terganggu, terengah-engah, bersin, batuk dan nafasnya mendengkur, badan lemah dan lesu, nafsu makan hilang, kotoran cair, berwarna hijau kekuning-kuningan, dan kadang-kadang bercampur darah, syarafnya terganggu, badan gemetar dan disertai kelumpuhan.
    c.Cacingan
    Dua jenis cacing yang menyerang pada ayam yaitu cacing pita dan cacing bulat. Gejala yang menyerang adalah ayam kelihatan lesu dan pialnya pucat, nafsu makan berkurang, beraknya mencret dan berlendir dan berwarna keputih-putihan seperti kapur, sayap menggantung dan warna bulunya kusam,
    Serta pertumbuhan badannya terlambat.

    Senin, 18 Oktober 2010

    Mengapa Peternakan Dapat Berkembang ?


             Peternakan sebenarnya sangatlah penting untuk kehidupan manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan. Namun, dahulu kala belum begitu diperhatikan betapa pentingnya peternakan untuk kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terkait dengan hal ini, tentunya mereka tidak lepas dengan adanya makhluk hidup yang hidup di sekitarnya, salah satunya adalah hewan ternak. Apalagi di Indonesia yang sebagian wilayahnya sangat cocok untuk berkembangnya hewan ternak. Mereka semakin tahu bagaimana memanfaatkan hewan ternak dari segi produksi, nutrisi dan untuk pemenuhan kehidupan serta manfaat-manfaat lainnya. Mereka semakin tahu pentingnya kandungan zat-zat penting dalam ternak yang juga bermanfaat untuk tubuh manusia. Selain itu, hewan ternak juga dapat dijadikan objek dalam dunia bisnis untuk pemenuhan kebutuhan. 

     Faktor Berkembangnya Peternakan
    Faktor berkembangnya peternakan diantaranya adalah sebagai berikut :
    1. Faktor Ekonomis
    Bagi pengusaha, produksi dari peternakan seperti susu dan telur, serta dari ternak itu sendiri seperti daging, sangatlah memberikan keuntungan besar berhubung semakin meningkatnya perkembangan kota-kota besar dengan penduduknya yang taraf hidupnya semakin baik, disertai majunya ilmu pengetahuan dan pendidikan.
    Bagi peternak rakyat, usaha ternak terutama sapi perah memberikan hasil ikutan yang sangat bermanfaat bagi usaha pertanian. Sebab baik tenaga maupun pupuknya, apalagi hasil potongannya yang sesudah diafkir tak ada yang tersia-siakan.
    1. Bimbingan dan Motivasi
    Setiap usaha yang maju memerlukan suatu bimbingan teratur dan terarah. Apalagi usaha ternak sapi perah di Indonesia yang masih cukup unik, khususnya usaha peternakan rakyat. Sebab usaha ini menyangkut breeding, feeding serta manajemen yang cukup berat, apalagi produksinya mudah rusak. Usaha ini tidaklah mudah, sebab perlu penanganan yang tekun, cermat, disertai skill yang memadai. Oleh karena itu bimbingan dalam hal ini mutlak diperlukan, baik langsung ataupun tidak langsung, dan kadang-kadang motivasi. Maka semakin maju dalam hal memberikan bimbingan serta dorongan, akan semakn maju pula usaha tersebut.

    1. Penyediaan Makanan dan Bibit yang Mudah diperoleh
    Adanya hasil ikutan pertanian seperti bekatul dan dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah dan sebagainya, akan menunjang pencukupan kebutuhan makanan penguat. Areal tanah yang luas juga memberikan kemungkinan untuk memproduksi hijauan (rumput) yang mutlak diperlukan untuk ternak, terutama ternak perah. Terkait bibit, maka perlu juga menjaga kontinuitas usaha ini. Bibit yang dimaksud adalah bibit unggul yang mudah diperoleh.
    1. Pemasaran yang Baik
    Semakin baik pemasaran produksi, berarti akan semakin menguntungkan. Misalkan pada susu. Susu mudah rusak, maka apabila produksi susu itu meningkat setiap saat tidak mengalami kesulitan dalam pemasaran, tentu saja akan menambah semangat berusaha, dan kesulitan sarana itu tentu saja akan mengakibatkan menurunnya kualitas susu, karena susu dari produsen kepada konsumen menjadi terlambat.

    Kamis, 01 Juli 2010

    All about 78 ERA


    "Kammin fiatin qoliilatin gholabat fiatan katsirotan biiznillah,,wallahu ma'ashshaabiriin"

    Kamis, 24 Juni 2010

    Klasifikasi Bahan Pakan Secara Internasional

    Secara Internasional, bahan pakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
    1.Hijauan Kering dan Jerami.

           Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Kelas hijauan kering dan jerami mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10 % serat kasar dan mengandung lebih dari 35 % dinding sel. Beberapa bahan pakan yang termasuk hijauan kering dan jerami adalah jerami amoniasi, jerami kacang tanah, klobot jagung dan kulit nanas.


    2.Pastura dan Hijauan Segar.

    Pastura dan hijauan segar merupakan bahan pakan dalam bentuk daun-daunan, dan kadang masih bercampur dengan ranting dan bunganya. Kadar airnya berkisar antara 70-80 % dan sisanya adalah bahan kering dan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak. Daun nangka termasuk hijauan segar. Daun nangka baik untuk pakan ternak karena banyak kandunngan zat yanng bermanfaat bagi ternak.Gamal adalah tanaman yang berasal dari Amerika Latin. Daun gamal dapat digunakan sebagai pakan ternak, tanaman peneduh dan pembasmi alang-balang. menyatakan bahwa pohon gamal merupakan tumbuh-tumbuhan yang berukuran sedang atau berbentuk pohon kecil, batangnya bercabang-cabang dan tumbuh ranting serta daun. Tinggi pohon gamal dapat mencapai 25 m dan dapat dikembangkan dengan stek atau biji. Ternak kambing dan domba umumnya menyukai gamal, tetapi pada musim kemarau hampir semua ternak herbivora menyukainya. Beberapa spesies gamal yang terkenal adalah Glirigedea maculata. Tetapi semua spesies memiliki bau yang khas dan daun gamal memiliki rasa pahit bila dimakan, daun gamal tidak selalu diberikan dalam bentuk segar tetapi juga dapat dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak. Pohon turi banyak ditemukan di pulau Jawa. Pohon ini ada dua macam yaitu yang berbunga putih dan yang berbunga merah. Susunan zat-zat makanan daun turi yang berbunga putih adalah 40,62 % protein, 5,66 % lemak, 33,38 % BETN, 10,67 % serat kasar dan 11,20 % abu. Tetapi, kedua macam daun turi tersebut memiliki bau khas yang sama yaitu khas daun turi, keduanya juga memiliki bentuk daun yang hampir sama yaitu helaian serta agak kaku dan memiliki ras pahit apabila dimakan. Daun turi juga digunakan oleh manusia sebagai salah satu bahan pangan hijauan yang memiliki nilai gizi tinggi.
    3. Silase.
    Silase merupakan hijauan segar yang disimpan dalam silo dengan tujuan diberikan kepada ternak pada waktu sulit didapatkan atau pada musim paceklik. Kelas ini menyebutkan hijauan. Kelas ini menyebutkan silase hijauan (jagung, alfafa, rumput dan sebagainya). Tetapi tidak silase ikan, biji-bijian dan umbi-umbian. Tujuan pembuatan silase antara lain sebagai bahan pakan pada musim paceklik, untuk menampung dan memanfaatkan kelebihan produk hijauan dan mendayagunakan sisa hasil pertanian dan hasil ikutan pertanian. Silase memiliki bentuk kasar, warna hijau dan agak asam karena proses fermentatif. Silase hijauan pakan merupakan bahan pakan yang berasal dari hijauan yang telah mengalami proses fermentasi di dalam silo anaerob, dan mengandung bahan kering 30-35 %. Silase hijauan pakan memiliki warna hijau tetapi seperti aslinya dan bentuk tidak berubah. Silase hijauan pakan memiliki bentuk kasar dan berbau wangi asam. Hal ini disebabkan karena pengaruh bahan yang digunakan untuk memfermentasi hijauan ini.
    4.Sumber Energi.

             Bahan makanan sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang mempunyai kadar protein sekitar 12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun utama bahan makanan sumber energi adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa biji biasanya ¾ bagian merupakan pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta mempunyai kadar serat kasar yang bervariasi yang dapat mempengaruhi daya cerna. Termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan dengan serat kasar kurang dari 18 % atau dinding sel kurang dari 35 %.
    Nasi aking merupakan bahan pakan sumber energi. Penyusun utamanya adalah karbohidrat. Selain itu, nasi aking juga mengandung protein yang baik untuk tubuh ternak. Nasi aking biasanya digunakan sebagai pakan ternak unggas terutama bebek atau itik.

    5. Sumber Protein.

    Bahan pakan sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal dari sumber hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati terutama dari jenis kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa. Sumber protein hewani diantaranya adalah BR 1, BR 5 dan pellet. Ampas kecap termasuk sumber protein nabati karena bahan bakunya adalah biji kedelai. Ampas kecap mengandung protein 24,9 %, 24,3 % lemak, 0,39 % kalsium dan 0,33 fosfor. Ampas kecap bisa diberikan secara langsung (tanpa diproses lagi) sebagai pakan ternak dengan jumlah 20 % dari ransum.
    Makanan ini bentuknya seperti butiran. Bentuk makan ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah merangsang selera makan, sebab ayam tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran. Sedangkan tiap pellet memiliki kandungan gizi yang sama. Makanan pelet tak mudah melekat pada tempat makan dan paruh, sehingga tak ada makanan yang tercecer. Selain itu, ayam juga tidak memilih-milih makanan. Kekurangannya yaitu harganya relatif mahal. Kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu sewaktu terjadi proses pembuatan. Ayam juga akan lebih banyak minum.

    6.Sumber Mineral.

    Mineral merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan persenyawaan kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme. Kebutuhannya sangat sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan bereproduksi penyusunnya yaitu kalsium dan fosfor. Apabila ternak kekurangan bahan pakan yang mengandung mineral maka dapat menyebabkan pertumbuhannya lambat. Salah satu sumber kalsium dan fosfor yang sering digunakan di Indonesia pada tahun 1960-1970 adalah tepung kerang yang sampai saat ini masih digunakan oleh penyusun ransum. Tepung kerang digunakan sebagai sumber kalsium yang penting untuk unggas pedaging dan unggas yang sedang bertelur dengan kadar kalsium yang cukup besar yaitu 38 % dan kandungan nutrien lainnya yaitu 1,2 % BETN, 46,7 % PK, dan 86 % BK. Kulit kerang diperlukan lebih banyak dalam ransum untuk ayam petelur yang bereproduksi tinggi sehingga dapat menahan telur dalam saluran telur dalam waktu yang relatif singkat. Tepung kulit kerang memiliki warna hitam keabuan, berbau amis karena termasuk dalam hewan laut dan memiliki rasa asin.

    7. Sumber Vitamin.

    Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau regulator metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin, ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat diperlukan dalam ransum. Vitachick merupakan preparat sintesis yang mengandung vitamin C yang berbentuk serbuk atau tepung dan berwarna kuning keorangean. Vitachick terdapat komposisi vitamin dan zat-zat tambahan lain yang diperlukan oleh ternak khususnya unggas. Proses metabolisme vitachick dibutuhkan tetapi dalam ransum zat ini tidak digunakan pada kebanyakan hewan ternak. Vitachick memiliki bau yang khas obat karena berasal dari bahan-bahan kimia sehingga memiliki rasa pahit bila dimakan. Meskipun pahit, tetapi vitachick dibutuhkan oleh ternak untuk pertumbuhan dari perkembangan ternak dan diberikan sesuai dengan dosis.
    8. Zat Aditif.
    Berdasarkan komposisinya, aditif pakan (fedd suplement) dibagi menjadi tiga, yaitu feed suplement yang mengandung multivitamin dan mineral, feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin dan antibiotik, dan feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin, mineral, dan antibiotik. Aditif pakan meliputi bahan pewarna, antibiotik, hormon pengharum, obat-obatan dan air.

    Sumber : Laporan Resmi Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Kelompok VIII Kelas D Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

    Minggu, 06 Desember 2009

    peternakan.

    banggalah menjadi mahasiswa fakultas peternakan,,,,syukuri apa yang ada,,ingat kerja keras orang tua dan tetes keringan yang membasahi wajahnya,,,HIDUP MAHASISWA!!!